Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali memasuki periode siaga I, setelah bursa Wall Street pada akhir pekan lalu ditutup merosot tajam lagi. Investor akan kembali mewaspadai gerak bursa regional.
Anjloknya bursa Wall Street juga telah ikut mempengaruhi gejolak IHSG pada pekan lalu. IHSG bahkan sempat merosot lebih dari 100 poin pada perdagangan Kamis (29/10/2009) sebelum akhirnya bisa memperkecil pelemahannya.
Pergerakan IHSG sepanjang pekan lalu adalah:
- Senin (26/10/2009), IHSG melemah 0,234 poin (0,01%) ke level 2.467,714. I
- Selasa (27/10/2009), IHSG merosot 42,513 poin (1,72%) ke level 2.425,201.
- Rabu (28/10/2009), IHSG merosot hingga 69,887 poin (2,88%) ke level 2.355,314.
- Kamis (29/10/2009), IHSG melemah 11,281 poin (0,48%) ke level 2.344,033.
- Jumat (30/10/2009), IHSG menguat 23,668 poin (1,01%) ke level 2.367,701.
Badai kembali datang setelah bursa Wall Street memerah pada akhir pekan lalu. Pada perdagangan Jumat (30/10/2009), indeks Dow Jones industrial average (DJIA) ditutup merosot 249,85 poin (2,51%) ke level 9.712,73. Indeks Standard & Poor's 500 juga merosot 29,29 poin (2,81%) ke level 1.036,19 dan Nasdaq anjlok 52,44 poin (2,50%) ke level 2.045,11.
Pelemahan Wall Street terjadi karena investor menilai pemulihan ekonomi saat ini belum cukup kuat untuk dijadikan justifikasi bagi kenaikan harga saham-saham, meski data pertumbuhan ekonomi AS menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik.
"Masih ada beberapa risiko sistemik. Anda butuh pertumbuhan, Anda butuh sistem finansial yang sehat. Saat ini pemerintah memacu perekonomian dengan dana tunai, dan itu tidak akan bertahan lama," ujar Anthony Conroy, kepala pialang BNY ConvergEx, seperti dikutip dari Reuters.
Melemahnya Wall Street ini akan menjadi batu sandungan yang akan menghalangi langkah IHSG pada Senin (2/11/2009). Investor akan terus mencermati pergerakan bursa regional setelah jatuhnya Wall Street.
Bursa Tokyo pagi ini juga dibuka langsung merosot. Indeks Nikkei-225 dibuka melemah 130,97 poin (1,31%) ke level 9.903,77. Data inflasi yang akan dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) juga akan menjadi salah satu fokus investor pada hari ini.
"Karena pasar saham AS masih melemah, kita harus terus mewaspadai gejolak dan tekanan jual mungkin masih akan terus berlanjut pada pekan ini. Pasar akan berjalan dengan hati-hati untuk mencermati publikasi data perekonomian baik di dalam maupun luar negerim termasuk pertemuan bank sentral AS," ujar ekonom BII Samuel Ringoringo.
Berikut rekomendasi saham untuk hari ini:
Optima Sekuritas
Indeks berhasil rebound dan sempat menembus level 2.400 namun terkoreksi sehingga di tutup di posisi 2.367 atau masih di bawah lower band yakni 2.380. Kenaikan sebesar 23 poin di sumbang oleh saham blue chip non Bakrie seperti INTP, TLKM, GGRM, INCO, ITMG, BMRI dan INDF yang merupakan penyesuaian terhadap koreksi sebelumnya. Nilai transaksi cukup besar hampir Rp 5 triliun namun sayangnya BUMI yang memimpin nilai transaksi di bursa terkoreksi 4%. Hal ini dapat ditangkap meskipun bursa naik namun banyak investor yang merugi. Potensi kenaikan indeks masih terbuka pada hari ini mengingat masih di bawah lower band namun dengan nilai transaksi lebih sedikit mengingat awal pekan atau hari Senin. Kisaran IHSG ada di level 2.340-2.400.
0 comments