Jakarta - Umi Kulsum langsung terbangun tengah malam. Ia bergegas ke luar kamar ketika
mendengar pintu rumahnya diketuk orang. Namun setelah membuka pintu dan melongok ke luar tidak ada seorang pun yang tampak.

Ia hanya mendengar sayup-sayup suara anak kecil yang minta tolong. Tanpa berpikir
panjang, warga Kampung Dramaga Tengah, Kabupaten Bogor, itu segera menutup pintu rumahnya dan bergegas masuk ke kamar.

Pengalaman serupa juga dialami Iyus, juga warga Kampung Dramaga Selatan. Beberapa
hari kejadian aneh di rumah Umi, rumah Iyus juga diketuk orang di tengah malam. Namun ketika ia membuka pintu rumahnya, tidak ada seorang pun yang nampak di depan rumahnya.

Kejadian di rumah Umi dan Iyus langsung menjadi perbincangan warga setempat. Apalagi tersiar kabar banyak warga yang mengalami kejadian serupa. "Yang rumahnya diketuk-ketuk banyak. Tapi yang saya ingat hanya Iyus dan Umi," jelas Wawan Oka, ketua RT 03, RW 02, Kampung Dramaga Tengah, kepada detikcom.

Menurut Wawan, kejadian tersebut terjadi sekitar enam bulan lalu. Warga Dramaga saat itu langsung dilanda ketakutan dan tidak berani keluar rumah lewat tengah malam. Sebab dugaan mereka, yang mengetuk pintu rumah warga setiap tengah malam adalah mahluk gaib. Warga kemudian menyebut mahluk itu dengan sebutan hantu "Tok Tok Wow".

Ketakutan warga berpenduduk sekitar 150 KK tersebut tidak berhenti sampai di situ. Beberapa hari setelah Hari Raya Idul Fitri, September lalu, beberapa warga melihat penampakan pocong di wilayah mereka.

"Banyak warga di sini yang melihatnya. Mereka berani bersumpah telah melihat pocong tersebut. Bahkan kakaknya salah satu warga kami, yang seorang wartawan radio juga melihatnya," terang Wawan meyakinkan.

Meski demikian, Wawan sendiri mengatakan tidak pernah melihat dengan mata kepala
sendiri sosok pocong yang sering muncul di kampungnya. Ia mengaku hanya menerima laporan dari sejumlah warganya yang mengaku melihat penampakan mahluk gaib tersebut.

Selama tiga bulan dicekam rasa takut akibat penampakan pocong, warga yang mayoritas berprofesi sebagai buruh dan wiraswasta tersebut, lambat laun merasa gerah juga. Apalagi belakangan diketahui banyak warga yang kemalingan barang-barang berharga di rumahnya seiring merebaknya penampakan pocong.

Warga kemudian mulai curiga kalau pocong itu merupakan akal-akalan pelaku kriminal yang ingin mengambil kesempatan. "Kami merasa ada yang tidak beres. Apalagi banyak warga di sini yang kemalingan sejak isu pocong itu beredar," jelas Wawan.

Untuk membuktikan kalau kabar pocong itu hanya isapan jempol, warga kemudian berusaha melakukan penjebakan, Rabu, 2 Desember lalu. Gugun, salah satu warga, kemudian ditunjuk sebagai umpan. Pria berusia 27 tahun tersebut kemudian didandani ala pocong.

Dengan menyamar sebagai pocong, sang pocong yang selama ini meresahkan bisa muncul dan bisa segera dibekuk. Untuk melakukan penggerebekan terhadap pocong, puluhan warga ikut mengiringi Gugun yang berjalan keliling kampung sambil melompat-lompat layaknya pocong.

Upaya menjebak pocong tersebut ternyata nihil. Meski tidak berhasil cara semacam itu
dianggap cukup efektif untuk menenangkan warga yang selama ini dihantui rasa takut akibat penampakan pocong di wilayah mereka.

"Kami sekarang sudah berani keluar malam-malam. Sebelumnya, selepas Isya, warga di sini sudah mengunci pintu rumah mereka," jelas Ujang salah satu warga Dramaga Tengah.


Tumbal Pesugihan


Kabar adanya penampakan pocong sebenarnya bukan hanya terjadi di Kampung Dramaga, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Geger mahluk berbalut kain kafan putih ini juga merebak di sejumlah wilayah di Bogor, seperti Kecamatan Sukaraja, Cikeas, Cibubur, Cibinong, dan Kemang. Selain di Bogor, geger penampakan pocong tersebut juga terjadi di wilayah Pamulang, Tangerang Selatan, dan Bekasi.

Anehnya, meski muncul di wilayah yang berbeda tapi versi tentang pocong itu sama.Yakni pocong jadi-jadian tersebut sebenarnya merupakan sosok anak kecil, berusia sekitar 10 tahun yang tidak sengaja memakai jubah warna putih milik orang tuanya yang melakoni ritual pesugihan.

"Kabarnya anak itu tidak sengaja memakai jubah itu dan langsung menghilang. Anak itu
lalu mengetuk pintu sejumlah warga untuk melepaskan jubah tersebut," ujar Sudarno, Kepala Dusun Cijujung, Desa Cijujung, Kecamatan Sukaraja, Bogor, kepada detikcom.

Namun warga yang rumahnya diketuk oleh pocong jadi-jadian tersebut, kata Sudarno,
tidak ada yang berani menolong. "Jangankan membuka ikatan jubah. Membuka pintu saja warga tidak berani," imbuhnya.

Cerita yang sama juga dikatakan Maman, warga Pamulang, Tangerang Selatan. Di wilayah yang berbatasan dengan Jakarta Selatan tersebut, warga sering diganggu dengan suara ketukan di pintu rumah mereka hampir setiap malam.

Ikhwal pocong yang membuat geger warga Pamulang sama seperti yang terjadi di wilayah Bogor, yakni merupakan anak kecil. Namun anak tersebut bukan tidak sengaja memakai jubah melainkan sengaja ditumbalkan oleh orangtuanya yang melakoni pesugihan.

Sayangnya, meski kabar soal pocong korban pesugihan tersebut menjadi pembicaraan
hangat, tapi tidak ada satu pun warga yang di daerahnya mengalami geger pocong bisa memastikan, siapa keluarga anak kecil dijadikan tumbal pesugihan tersebut. Termasuk kediaman keluarga anak tersebut.

(ddg/iy)

Posted by deKa i djakarta Monday, December 7, 2009

0 comments

Post a Comment